Jumat, 22 Desember 2017

Hari Ibu Bukanlah Sekedar Mother's Day


“Ma, tanggal 23 boleh ndik aku balik?”
“Ndik usah balik tanggal 23, tanggung. Cuman seminggu ajau libur aw, lemak lah dipakai batan belajar ajau waktu aw. Terus tiket balik tanggal 20-an Desember la naik galau.”

Berikut percakapan singkat seorang anak yang kebelet pulang ke rumah demi bertemu “Bossnya” Quwin dengan seorang Mama yang dikenal “itung-itungan” dan galak (Sorry, Kanjeng Mami hehe) di telepon pada Selasa Legi.

Sebenarnya udah ketebak jawaban dari mama, tapi gua percaya tiap kesempatan itu menawarkan 2 opsi, layaknya dua sisi mata uang, antara dibolehin buat balik atau ga dikasih, dan akhirnya opsi kedua yang diberikan oleh mama. Yasudah “proposal” yang gua ajuin ke “Pemerintah Pusat” ditolak mentah-mentah hahaha.  Padahal pengen ngerayain hari ibu di rumah, biar bisa makan-makan di luar hehe.

“Ayok makan-makan di luar, bawa nasi ke teras rumah” *Timpal mama* -_-

*Next*

Hari ini ada yang tau hari apaa??

Yap! Hari ini hari Sabtu hehe :D

Inner : Hari Sabtu kali ini ada apaan emangnya??

Anu : Yap! Sabtu ini katanya sih bertepatan sama hari Ibu

Inner : Hari Ibu itu maksudnya gimana sih??

Anu : Hari Ibu yah hari tentang Ibu lah, tentang wanita yang ngelahirin dan ngerawat lu, lu gimana sih..

Dulunya gua mikir gitu sih. Tapi setelah baca suatu artikel yang gua dapat di Internet (Gua orangnya selalu mempertanyakan sesuatu), ternyata ada satu konsep yang salah mengenai Hari Ibu yang ada di pikiran gua. Asal mula Hari Ibu di Indonesia itu sendiri dilatarbelakangi oleh Kongres Perempuan Indonesia I yang diinisiasi oleh seorang pejuang kaum perempuan bernama Soejatin di Yogyakarta, 89 tahun yang lalu. Pada kongres ini, para perempuan dari berbagai kalangan dan lapisan membicarakan isu-isu mengenai perempuan, seperti pernikahan dini, pemberian akses pendidikan bagi perempuan, penolakan poligami, cara pandang terhadap perempuan, dan cita-cita kaum perempuan lainnya. Dan setelah Kongres Perempuan Indonesia I tersebut dilaksanakan, Presiden Soekarno pun mengesahkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu (Hari Nasional bukan hari libur) melalui Keputusan Presiden RI No. 316 Tahun 1959

Berdasarkan penjelasan di atas, gua memahami bahwa Hari ibu itu bukanlah Mother’s Day seperti di negara-negara lain. Hari Ibu itu sendiri adalah harinya seluruh perempuan di Indonesia. Ibu dalam Frasa “Hari Ibu” tersebut tidak hanya berbicara mengenai orangtua perempuan yang melahirkan gua dan kalian semua, namun ditunjukkan bagi seluruh perempuan di Indonesia yang saat ini sedang berjuang dalam penuntutan kesamaan dan keadilan gender serta penghapusan ketidakadilan gender, seperti Stereotype tentang perempuan; marginalisasi; dan kekerasan pada perempuan.

Bicara tentang perempuan, ada satu perempuan yang paling dekat dengan gua dari kecil, yaitu mama alias “Kanjeng Mami” (hehe). Dan sampai saat ini, mama masih bekerja di luar bersama-sama dengan bapak untuk mencukupi kebutuhan keluarga serta tidak lupa juga untuk mengurus keluarga (bersama dengan bapak). Yang gua salut dari kedua orangtua gua adalah mereka membangun keluarga ini secara bersama-sama, tanpa melihat stereotype di masyarakat pada umumnya, dimana seorang istri/ibu seharusnya mengurusi bagian rumah tangga saja sedangkan seorang suami/ayah harus bekerja mencari nafkah lahiriah keluarga. Di keluarga gua, mama diperbolehkan bekerja (Karena sebelum menikah mama sudah bekerja) dan juga tidak meninggalkan kewajibannya untuk mengurus keluarga. Bapak juga tidak hanya bekerja, namun ikut membantu Mama dalam mengurus keluarga seperti mengerjakan pekerjaan rumah (Mencuci, memandikan anak, bersih-bersih rumah, dll).

*Note : Berhubung orangtua gua punya 4 anak dan semuanya laki-laki (Bandel semua hehe), ada mbak Narti yang juga membantu pekerjaan di rumah  

Gua sendirinya berpikir kalo seandainya gua nikah nanti, pengennya istri gua fokus ke bagian rumah tangga saja. Bukannya merendahkan peran dari seorang perempuan, dulunya gua berpendapat jika kepribadian anak itu bisa dibentuk secara baik jika salah satu orangtuanya fokus dalam mendidik anaknya, tanpa membebankan seluruh peran mengasuh pada salah satu pihak (Suami juga membantu seorang istri dalam mendidik dan merawat anak di luar tugasnya dalam mencari nafkah). Namun sekarang setelah mempelajari tentang kesetaraan gender, gua membebaskan untuk istri gua di masa depan untuk bekerja, asal tidak meninggalkan tugas untuk mendidik anak-anak.

Waduh ga kerasa udah panjang aja bacotan gua ngejelasin miskonsepsi Hari Ibu. Intinya sih gini, Hari Ibu itu bukanlah mengenai Mother’s Day doang. Hari Ibu itu bisa kita ganti sama Hari Perempuan Nasional, mengingat kata  “ibu” itu sendiri adalah panggilan umum untuk perempuan (dewasa), bukan hanya untuk orangtua perempuan yang melahirkan dan mendidik kita (Seperti halnya kata “bapak” yang menandakan panggilan untuk laki-laki dewasa). Lu bisa ngucapin Hari Ibu buat pacar lu, kakak perempuan lu, adik perempuan lu, tante lu, mama/nyokap lu, nenek lu, dan perempuan-perempuan dewasa lainnya. Dengan ngucapin Hari Ibu doang masih belum cukup untuk menghormati perempuan, lu juga harus nerapin nilai-nilai persamaan gender dan menghargai perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan hak mereka dalam berkehidupan di masyarakat.

Terakhir gua pengen ngucapin selamat hari ibu buat dua orang perempuan yang gua anggap penting hingga sekarang. Yang pertama pasti mama / kanjeng mami. Terima kasih telah mendukung gua dalam hal apapun, mengenalkan apa yang baik dan apa yang buruk, serta memberikan seluruh hal positif yang bisa menunjang masa depan gua untuk kedepannya (Transferin duit buat jalan2 sebelum uas dong, ma?? Hehe). Dan yang kedua buat “boss” yang ga pernah capek dengerin keluh kesah gua dari pertama kenalan hingga sekarang. Semoga kita berjodoh nantinya ya, tunggu gua selesai S1 dulu!! :p

Dan ga lupa untuk seluruh perempuan di Indonesia. Selamat Hari Ibu, Srikandi Indonesia!!  



Selamat Hari Ibu, Ma.. hehe

Credit for info :






  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan ane, untuk berkomentar gunakan kata yang sopan. Tidak berbau SARA, mengandung unsur Porno, serta promosi-promosi yang menurut ane tergolong sebagai pesan Spam.. Oke? hehe :D
.
.
.
Selamat berkomentar ya!!