“Ma, tanggal 23 boleh ndik aku
balik?”
“Ndik usah balik tanggal 23,
tanggung. Cuman seminggu ajau libur aw, lemak lah dipakai batan belajar ajau
waktu aw. Terus tiket balik tanggal 20-an Desember la naik galau.”
Berikut percakapan singkat
seorang anak yang kebelet pulang ke rumah demi bertemu “Bossnya” Quwin
dengan seorang Mama yang dikenal “itung-itungan” dan galak (Sorry, Kanjeng Mami
hehe) di telepon pada Selasa Legi.
Sebenarnya udah ketebak jawaban
dari mama, tapi gua percaya tiap kesempatan itu menawarkan 2 opsi, layaknya dua
sisi mata uang, antara dibolehin buat balik atau ga dikasih, dan akhirnya opsi
kedua yang diberikan oleh mama. Yasudah “proposal” yang gua ajuin ke “Pemerintah
Pusat” ditolak mentah-mentah hahaha. Padahal pengen ngerayain hari ibu di rumah, biar
bisa makan-makan di luar hehe.
“Ayok makan-makan di luar, bawa
nasi ke teras rumah” *Timpal mama* -_-
*Next*
Hari ini ada yang tau hari apaa??
Yap! Hari ini hari Sabtu hehe :D
Inner : Hari Sabtu kali ini ada
apaan emangnya??
Anu : Yap! Sabtu ini katanya sih
bertepatan sama hari Ibu
Inner : Hari Ibu itu maksudnya
gimana sih??
Anu : Hari Ibu yah hari tentang
Ibu lah, tentang wanita yang ngelahirin dan ngerawat lu, lu gimana sih..
Dulunya gua mikir gitu sih. Tapi
setelah baca suatu artikel yang gua dapat di Internet (Gua orangnya selalu
mempertanyakan sesuatu), ternyata ada satu konsep yang salah mengenai Hari Ibu
yang ada di pikiran gua. Asal mula Hari Ibu di Indonesia itu sendiri
dilatarbelakangi oleh Kongres Perempuan Indonesia I yang diinisiasi oleh seorang
pejuang kaum perempuan bernama Soejatin di Yogyakarta, 89 tahun yang lalu. Pada
kongres ini, para perempuan dari berbagai kalangan dan lapisan membicarakan
isu-isu mengenai perempuan, seperti pernikahan dini, pemberian akses pendidikan
bagi perempuan, penolakan poligami, cara pandang terhadap perempuan, dan
cita-cita kaum perempuan lainnya. Dan setelah Kongres Perempuan Indonesia I
tersebut dilaksanakan, Presiden Soekarno pun mengesahkan tanggal 22 Desember
sebagai hari Ibu (Hari Nasional bukan hari libur) melalui Keputusan Presiden RI
No. 316 Tahun 1959
Berdasarkan penjelasan di atas,
gua memahami bahwa Hari ibu itu bukanlah Mother’s Day seperti di negara-negara
lain. Hari Ibu itu sendiri adalah harinya seluruh perempuan di Indonesia. Ibu
dalam Frasa “Hari Ibu” tersebut tidak hanya berbicara mengenai orangtua
perempuan yang melahirkan gua dan kalian semua, namun ditunjukkan bagi seluruh
perempuan di Indonesia yang saat ini sedang berjuang dalam penuntutan kesamaan
dan keadilan gender serta penghapusan ketidakadilan gender, seperti Stereotype
tentang perempuan; marginalisasi; dan kekerasan pada perempuan.
Bicara tentang perempuan, ada
satu perempuan yang paling dekat dengan gua dari kecil, yaitu mama alias “Kanjeng
Mami” (hehe). Dan
sampai saat ini, mama masih bekerja di luar bersama-sama dengan bapak untuk mencukupi
kebutuhan keluarga serta tidak lupa juga untuk mengurus keluarga (bersama
dengan bapak). Yang gua salut dari kedua orangtua gua adalah mereka membangun
keluarga ini secara bersama-sama, tanpa melihat stereotype di masyarakat pada
umumnya, dimana seorang istri/ibu seharusnya mengurusi bagian rumah tangga saja
sedangkan seorang suami/ayah harus bekerja mencari nafkah lahiriah keluarga. Di
keluarga gua, mama diperbolehkan bekerja (Karena sebelum menikah mama sudah
bekerja) dan juga tidak meninggalkan kewajibannya untuk mengurus keluarga.
Bapak juga tidak hanya bekerja, namun ikut membantu Mama dalam mengurus
keluarga seperti mengerjakan pekerjaan rumah (Mencuci, memandikan anak,
bersih-bersih rumah, dll).
*Note : Berhubung orangtua gua
punya 4 anak dan semuanya laki-laki (Bandel semua hehe), ada mbak Narti yang
juga membantu pekerjaan di rumah
Gua sendirinya berpikir kalo
seandainya gua nikah nanti, pengennya istri gua fokus ke bagian rumah tangga saja.
Bukannya merendahkan peran dari seorang perempuan, dulunya gua berpendapat jika
kepribadian anak itu bisa dibentuk secara baik jika salah satu orangtuanya
fokus dalam mendidik anaknya, tanpa membebankan seluruh peran mengasuh pada
salah satu pihak (Suami juga membantu seorang istri dalam mendidik dan merawat
anak di luar tugasnya dalam mencari nafkah). Namun sekarang setelah mempelajari
tentang kesetaraan gender, gua membebaskan untuk istri gua di masa depan untuk bekerja,
asal tidak meninggalkan tugas untuk mendidik anak-anak.
Waduh ga kerasa udah panjang aja
bacotan gua ngejelasin miskonsepsi Hari Ibu. Intinya sih gini, Hari Ibu itu
bukanlah mengenai Mother’s Day doang. Hari Ibu itu bisa kita ganti sama Hari
Perempuan Nasional, mengingat kata “ibu”
itu sendiri adalah panggilan umum untuk perempuan (dewasa), bukan hanya untuk
orangtua perempuan yang melahirkan dan mendidik kita (Seperti halnya kata “bapak”
yang menandakan panggilan untuk laki-laki dewasa). Lu bisa ngucapin Hari Ibu
buat pacar lu, kakak perempuan lu, adik perempuan lu, tante lu, mama/nyokap lu,
nenek lu, dan perempuan-perempuan dewasa lainnya. Dengan ngucapin Hari Ibu
doang masih belum cukup untuk menghormati perempuan, lu juga harus nerapin
nilai-nilai persamaan gender dan menghargai perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan
hak mereka dalam berkehidupan di masyarakat.
Terakhir gua pengen ngucapin
selamat hari ibu buat dua orang perempuan yang gua anggap penting hingga
sekarang. Yang pertama pasti mama / kanjeng mami. Terima kasih telah mendukung
gua dalam hal apapun, mengenalkan apa yang baik dan apa yang buruk, serta
memberikan seluruh hal positif yang bisa menunjang masa depan gua untuk
kedepannya (Transferin duit buat jalan2 sebelum uas dong, ma?? Hehe). Dan yang
kedua buat “boss” yang ga pernah capek dengerin keluh kesah gua dari pertama
kenalan hingga sekarang. Semoga kita berjodoh nantinya ya, tunggu gua selesai
S1 dulu!! :p
Dan ga lupa untuk seluruh
perempuan di Indonesia. Selamat Hari Ibu, Srikandi Indonesia!!
Selamat Hari Ibu, Ma.. hehe
Credit for info :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan ane, untuk berkomentar gunakan kata yang sopan. Tidak berbau SARA, mengandung unsur Porno, serta promosi-promosi yang menurut ane tergolong sebagai pesan Spam.. Oke? hehe :D
.
.
.
Selamat berkomentar ya!!