Jumat, 22 Desember 2017

Hari Ibu Bukanlah Sekedar Mother's Day


“Ma, tanggal 23 boleh ndik aku balik?”
“Ndik usah balik tanggal 23, tanggung. Cuman seminggu ajau libur aw, lemak lah dipakai batan belajar ajau waktu aw. Terus tiket balik tanggal 20-an Desember la naik galau.”

Berikut percakapan singkat seorang anak yang kebelet pulang ke rumah demi bertemu “Bossnya” Quwin dengan seorang Mama yang dikenal “itung-itungan” dan galak (Sorry, Kanjeng Mami hehe) di telepon pada Selasa Legi.

Sebenarnya udah ketebak jawaban dari mama, tapi gua percaya tiap kesempatan itu menawarkan 2 opsi, layaknya dua sisi mata uang, antara dibolehin buat balik atau ga dikasih, dan akhirnya opsi kedua yang diberikan oleh mama. Yasudah “proposal” yang gua ajuin ke “Pemerintah Pusat” ditolak mentah-mentah hahaha.  Padahal pengen ngerayain hari ibu di rumah, biar bisa makan-makan di luar hehe.

“Ayok makan-makan di luar, bawa nasi ke teras rumah” *Timpal mama* -_-

*Next*

Hari ini ada yang tau hari apaa??

Yap! Hari ini hari Sabtu hehe :D

Inner : Hari Sabtu kali ini ada apaan emangnya??

Anu : Yap! Sabtu ini katanya sih bertepatan sama hari Ibu

Inner : Hari Ibu itu maksudnya gimana sih??

Anu : Hari Ibu yah hari tentang Ibu lah, tentang wanita yang ngelahirin dan ngerawat lu, lu gimana sih..

Dulunya gua mikir gitu sih. Tapi setelah baca suatu artikel yang gua dapat di Internet (Gua orangnya selalu mempertanyakan sesuatu), ternyata ada satu konsep yang salah mengenai Hari Ibu yang ada di pikiran gua. Asal mula Hari Ibu di Indonesia itu sendiri dilatarbelakangi oleh Kongres Perempuan Indonesia I yang diinisiasi oleh seorang pejuang kaum perempuan bernama Soejatin di Yogyakarta, 89 tahun yang lalu. Pada kongres ini, para perempuan dari berbagai kalangan dan lapisan membicarakan isu-isu mengenai perempuan, seperti pernikahan dini, pemberian akses pendidikan bagi perempuan, penolakan poligami, cara pandang terhadap perempuan, dan cita-cita kaum perempuan lainnya. Dan setelah Kongres Perempuan Indonesia I tersebut dilaksanakan, Presiden Soekarno pun mengesahkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu (Hari Nasional bukan hari libur) melalui Keputusan Presiden RI No. 316 Tahun 1959

Berdasarkan penjelasan di atas, gua memahami bahwa Hari ibu itu bukanlah Mother’s Day seperti di negara-negara lain. Hari Ibu itu sendiri adalah harinya seluruh perempuan di Indonesia. Ibu dalam Frasa “Hari Ibu” tersebut tidak hanya berbicara mengenai orangtua perempuan yang melahirkan gua dan kalian semua, namun ditunjukkan bagi seluruh perempuan di Indonesia yang saat ini sedang berjuang dalam penuntutan kesamaan dan keadilan gender serta penghapusan ketidakadilan gender, seperti Stereotype tentang perempuan; marginalisasi; dan kekerasan pada perempuan.

Bicara tentang perempuan, ada satu perempuan yang paling dekat dengan gua dari kecil, yaitu mama alias “Kanjeng Mami” (hehe). Dan sampai saat ini, mama masih bekerja di luar bersama-sama dengan bapak untuk mencukupi kebutuhan keluarga serta tidak lupa juga untuk mengurus keluarga (bersama dengan bapak). Yang gua salut dari kedua orangtua gua adalah mereka membangun keluarga ini secara bersama-sama, tanpa melihat stereotype di masyarakat pada umumnya, dimana seorang istri/ibu seharusnya mengurusi bagian rumah tangga saja sedangkan seorang suami/ayah harus bekerja mencari nafkah lahiriah keluarga. Di keluarga gua, mama diperbolehkan bekerja (Karena sebelum menikah mama sudah bekerja) dan juga tidak meninggalkan kewajibannya untuk mengurus keluarga. Bapak juga tidak hanya bekerja, namun ikut membantu Mama dalam mengurus keluarga seperti mengerjakan pekerjaan rumah (Mencuci, memandikan anak, bersih-bersih rumah, dll).

*Note : Berhubung orangtua gua punya 4 anak dan semuanya laki-laki (Bandel semua hehe), ada mbak Narti yang juga membantu pekerjaan di rumah  

Gua sendirinya berpikir kalo seandainya gua nikah nanti, pengennya istri gua fokus ke bagian rumah tangga saja. Bukannya merendahkan peran dari seorang perempuan, dulunya gua berpendapat jika kepribadian anak itu bisa dibentuk secara baik jika salah satu orangtuanya fokus dalam mendidik anaknya, tanpa membebankan seluruh peran mengasuh pada salah satu pihak (Suami juga membantu seorang istri dalam mendidik dan merawat anak di luar tugasnya dalam mencari nafkah). Namun sekarang setelah mempelajari tentang kesetaraan gender, gua membebaskan untuk istri gua di masa depan untuk bekerja, asal tidak meninggalkan tugas untuk mendidik anak-anak.

Waduh ga kerasa udah panjang aja bacotan gua ngejelasin miskonsepsi Hari Ibu. Intinya sih gini, Hari Ibu itu bukanlah mengenai Mother’s Day doang. Hari Ibu itu bisa kita ganti sama Hari Perempuan Nasional, mengingat kata  “ibu” itu sendiri adalah panggilan umum untuk perempuan (dewasa), bukan hanya untuk orangtua perempuan yang melahirkan dan mendidik kita (Seperti halnya kata “bapak” yang menandakan panggilan untuk laki-laki dewasa). Lu bisa ngucapin Hari Ibu buat pacar lu, kakak perempuan lu, adik perempuan lu, tante lu, mama/nyokap lu, nenek lu, dan perempuan-perempuan dewasa lainnya. Dengan ngucapin Hari Ibu doang masih belum cukup untuk menghormati perempuan, lu juga harus nerapin nilai-nilai persamaan gender dan menghargai perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan hak mereka dalam berkehidupan di masyarakat.

Terakhir gua pengen ngucapin selamat hari ibu buat dua orang perempuan yang gua anggap penting hingga sekarang. Yang pertama pasti mama / kanjeng mami. Terima kasih telah mendukung gua dalam hal apapun, mengenalkan apa yang baik dan apa yang buruk, serta memberikan seluruh hal positif yang bisa menunjang masa depan gua untuk kedepannya (Transferin duit buat jalan2 sebelum uas dong, ma?? Hehe). Dan yang kedua buat “boss” yang ga pernah capek dengerin keluh kesah gua dari pertama kenalan hingga sekarang. Semoga kita berjodoh nantinya ya, tunggu gua selesai S1 dulu!! :p

Dan ga lupa untuk seluruh perempuan di Indonesia. Selamat Hari Ibu, Srikandi Indonesia!!  



Selamat Hari Ibu, Ma.. hehe

Credit for info :






  




Jumat, 10 November 2017

Andai

Andaiku seorang koruptor,

Kan kurebut semua perhatianmu

Andaiku seekor burung,

Tidak mungkin ku meninggalkanmu

Andaiku sebutir benih,

Sungguh ku kan membutuhkanmu

Andaiku seonggok kayu,

Bisakah kau temukanku?

Andaiku selembar naskah,

Cerna lah isi pikiran ini

Andaiku sepotong apel,

Cobalah nikmati ocehanku

Andaiku secuil kotoran,

Segera singkirkan aku

Dan andaiku sebuah mimpi,

Maka lupakanlah aku.



Bengkulu, 2017

Selasa, 31 Oktober 2017

Umpama Tidak Sama dengan Realita


Makin hari, makin banyak sesuatu yang bikin gua gedeg. Kali ini bukan masalah tugas kuliah dan laporan praktikum yang makin lama makin buat pola tidur gua berantakan. Gua mau bahas soal salah satu keresahan gua selama beberapa tahun berselancar di internet, yaitu perumpamaan atau pengibaratan. Lu semua bisa nemuin meme-meme atau quote-quote anonim yang isinya tentang umpama atau ibarat kayak taik, baik itu di Instagram, Facebook, dan medsos lainnya (Kecuali Twitter). Nih gua kasih satu contoh, kalo kebanyakan yang ada buat gua males nerusin tulisan ini :



Udah dari pertama gue benar-benar gusar sama meme-meme atau quote-quote bergambar yang isinya pengibaratan hal-hal di dunia dan disangkutpautin sama kehidupan. Menurut gua meme-meme itu semua kayak kentut, ga ada faedahnya lu posting itu di sosmed, lu dijadiin Profile Picture di akun medsos lu, atau lu kirim ke gebetan lu biar lu dibilang keren dan bijak. Gini gua jelasin kenapa ga ada mutunya lu share gambar-gambar begituan di medsos.

Pertama, apa yang lu ibaratin itu (semuanya) ga bisa lu sama-samain sama kehidupan. Kayak ibarat yang simpel ini aja ya, “Hidup ibarat roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah”, bener sih hidup kita tidak bisa mulus-mulus aja, ga bisa pengennya bagus-bagus aja, tapi kalo lu ngambil pengibaratan roda yang berputar mah kehidupan lu terus fluktuatif, atas-kiri-bawah-kanan gitu-gitu aja terus tanpa ada titik yang tepat sampai roda itu berhenti. Yang ada seluruh orang di dunia ini jadi puyeng karena kelamaan muter. Terus ada juga ibarat yang isinya kayak gini :



lu sama-samain hidup kayak minum kopi? Enak bener tinggal duduk-duduk doang lu bisa jalanin hidup sesantai lu minum kopi di pagi atau malam hari. Gua pengen deh kalo dengan ngopi bisa nyelesain tugas-tugas kuliah, bisa sukses, punya bini 5, dan sejahtera sampai mati. Tapi masalahnya hidup ga semudah itu, kawan. Tiba-tiba pas bangun tidur pagi-pagi terus minum kopi semua masalah lu ilang semua.  Terus mentang-mentang minum kopi yang katanya “walaupun pahit tapi bisa bikin lu melek” itu sama dengan ngejalanin hidup yang “terasa pahit tetap harus dihadapi”, lu bisa narik kesimpulan kayak gitu terus lu jadiin meme/quote yang lu yakinin bisa buat orang percaya? Sayangnya itu ga berlaku buat gua. Bukannya gua terlalu naif dengan kehidupan, justru sebaliknya, gua ga mau orang-orang yang percaya dengan yang begituan tersesat dengan makna sesungguhnya dari arti kehidupan yang pengen dijelaskan di meme/quote tersebut, karena makna dari umpama tersebut bias maknanya.    

Kedua, Alasan kenapa gua bilang ga mutu lu share begituan di sosmed karena gua yakin itu semua hanya buat pamer dan pengen dianggap lu itu paling bijak diantara yang lain. Pas lu lagi ada kendala atau masalah dalam kehidupan, terus lu baru share yang begituan di sosmed. Buat apa coba? Biar dapat atensi dari temen-temen lu? Kentut kan? Pftt..  atau alasannya biar Tuhan bisa scroll Timeline sosmed lu terus Tuhan tau apa yang jadi jalan hidup lu? Mending lu simpan baik-baik kalo lu yakin sama quote/meme tentang perumpamaan/pengibaratan kayak gitu buat diri lu sendiri dan ga usah share-share yang begituan di sosmed. Tuhan ga butuh yang kayak begituan buat tau tujuan hidup lu.

Saran gua sih lain kali pikir-pikir dulu baik-baik sebelum ngepost apa yang pengen lu post, kayak contohnya yang barusan gua jelasin di atas. Jangan lu kira aman-aman aja ngepost yang kayak begituan. Bukannya termotivasi, yang ada gua makin gedeg sama yang begituan dan gua rasa ada juga kok beberapa orang yang sepemahaman kayak gua. Atau kalo ga mending lu simpan buat diri lu pribadi, jangan jadiin konsumsi publik. Terakhir nih, kalo mau ngasih motivasi pake begituan, saran gua sih mending lu buat seminar sendiri yang temanya “Menjalani hidup dengan lebih baik dengan perumpamaan/pengibaratan”. Gua yakin gua ga bakal ikut, kecuali lu nyogok gua pake Tiket Final Liga Champions Arsenal...

Sabtu, 19 Agustus 2017

Hal yang akan dirindukan di “Gedung Bundar”

          Kurang lebih udah 2 tahun berlalu, tepat saat berakhirnya PSAF Fasilkom yang diisi dengan kegiatan-kegiatan seru dari fakultas, mulai dari perkenalan kampus, kenalan dengan teman-teman, dan juga kegiatan lainnya seperti drama dadakan bin kocak dari masing-masing kelompok (Dapet juara 3 loh). Namun sekarang “Gedung Bundar” harus ku tinggalkan karena banyak alasan yang telah ku sampaikan di tulisan sebelumnya. Dan kemarin, pada tanggal 17 Agustus 2017, saat hari terakhir MPKMB serta bertepatan dengan HUT Republik Indonesia yang ke 72 (HBD ya,  Indonesia *Confetti*), udah kepikiran untuk nulis tentang banyak hal yang berhubungan dengan kampus sebelumnya, yang pasti bakalan banyak yang akan dikangenin. Itung-itung juga sebagai kado perpisahan secara sembunyi-sembunyi buat teman-teman yang lain hehe.
            Mulai dari yang pertama ya, yang bakal dirindukan banget adalah Wifi-nya. Sumpah cuman butuh beberapa menit doang buat download file yang gede-gede banget ukurannya, kayak film atau game. Aku pernah download episode Detective Conan dari Season 1 sampai Season 23 yang notabene nya sampe 60an GB, itu cuma beberapa hari doang. Sampai-sampai kebingungan mau download apa lagi ini di Perpus Pacil lantai 2.
            Lanjut yang kedua, ada Sate Cak yang terkenal sampai seluruh penjuru fakultas di UI (juga jadi Icon Kantin Pacil loh setelah Yoshinoya). Cuma 10K udah bisa kenyang di tempat Cak yang aku ga tau namanya ini. Banyak varian menu yang bisa dicoba di tempat sate ini. Bisa pesen sate ayam/kambing komplit + nasi/lontong, bisa juga pesen Satenya setengah terus dikombinasikan dengan sop tulang nya + nasi/lontong, itu semua Cuma 10K loh. Dan juga dari anak-anak fakultas lain dimanfaatin buat Danusan juga loh sate ini, dari 10K bisa dijual lagi jadi 15K. Sebagai anak Fasilkom yang menjunjung tinggi sate ini sebagai tempat makan favorit di kampus pun merasa ga terima sering kehabisan satenya karena udah disikat oleh anak-anak fakultas lain wkwk.
            Lalu yang ketiga ada Scele Fasilkom. Tempat berkunjungnya mahasiswa fasilkom selama kalender perkuliahan setiap harinya. Bagi yang ingin olahraga jantung, silahkan liat kalender yang terdapat di sebelah kiri Scele, apalagi kalo warnanya merah semua, dijamin susah untuk tidur nyenyak. Materi-materi perkuliahan, tugas kuliah, tugas lab tiap minggunya, dan deadline-deadline lainnya bercampur menjadi satu kesatuan di “tempat” ini yang bikin kita dipaksa untuk terus siap siaga tiap harinya. Pernah kemaren pas lagi ngerjain tugas 1 SDA dan itu juga baru setengah jalan, eh malah gangguan internet di kosan (biasa kok, aku orangnya deadliner wkwk). Itu juga udah jam setengah 11 malam dan deadline pengumpulannya jam 23.55 di Scele. Yaudah daripada ngelewatin tugas yang baru setengah dan berpasrah diri, mending lari ke Fasilkom buat submit tugas. Ya walaupun masih setengah nilainya tapi aku diakhir belajar kalo proses lebih membuat seru daripada sekedar hasil doang dan juga masih bisa membuat kita bersyukur meskipun hasilnya masih jauh dari target hehe.

            Lanjut ga nih? Yaudah kita lanjutin yak. Selanjutnya apa lagi ya? Hmmm..

            “Kalo ceweknya gimana, bang??”

            Oh iya hampir aja kelewatan. Ngomongin ceweknya ada satu orang yang buatku kesemsem sejak pertama kali ketemu.“NA” inisialnya, dari jurusan yang berbeda. Waduh dia  bagiku yang paling cantik, manis, dan paling murah senyum sejurusan, sefakultas, dan bahkan seUI. Kemaren pas masih kuliah di Fasilkom, aku cuma bisa ngeliatin dia dari jauh doang, ga berani mau ajak dia ngomong. Sempat berpikir gimana cara deketin dia, ada sih coba modusin dia lewat chat, pas itu nanya tugas atau apa yah, tapi abis nanya tugas itu udah ga lagi chatin dia, ga enak juga kalo udah kebanyakan chat tapi pas di kampus cuma diam-diaman aja kan. Pas udah keluar dari Pacil, tepatnya belakangan ini, juga lagi mau deketin dia dan udah mulai ngechatin dia juga. Kali aja jodoh juga kan hehe. Kalo dia baca ini sih satu pesan buat dia, tetap semangat kuliahnya ya!! Kalo udah mau wisuda kabarin aku juga, berharap sih diajakin buat ikut nemenin hehe..
            Itu saja sih yang bakalan dikangenin banget di “Gedung Bundar”. Oh iya ini sekalian mau nyampain permohonan maaf sama teman-teman CAPUNG, maafin kalo ga bisa berkontribusi untuk angkatan, ga bisa survive di lingkungan pergaulan angkatan, dan juga sering nyusahin serta jadi orang yang misterius di angkatan hehe. Juga terima kasih untuk staf dan Civitas Academica Fasilkom yang telah membantuku selama 1,5 tahun ini. Terus terima kasih untuk bapak/ibu kantin pacil yang udah mau nyediain amunisi untuk perang melawan tugas dan perkuliahan hehe. Dan seluruh keluarga besar Fasilkom terima kasih banyak dan maafin jika banyak kesalahan yang telah banyak kulakukan hehe. Teruslah melangkah ke depan kawan-kawan, jangan melihat ke belakang. Kalo bisa aku saja lah jadi yang terakhir untuk mundur selangkah, demi ribuan bahkan untuk tak terhingga langkah yang akan kujalani kedepannya. Terakhir akan kututup dengan jargon kebanggaan Fasilkom,  VIVA VIVA VIVA FASILKOM!! 

Senin, 24 Juli 2017

“Ritual” Pemuda Malas Selama Liburan

Liburan dan gabut, itulah dua kata yang sering berkaitan dengan aktivitasku sekarang. Disaat orang-orang atau teman-teman yang lain pada share aktivitas mereka yang bermanfaat di Instagram seperti liburan atau kegiatan sosial, ini hanya rumahlah yang membuatku nyaman dan enggan untuk keluar dari rumah (Kecuali kalo diajakin jalan sama “Boss” hehe). Mulai dari makanan masakan mbak Narti yang kental dengan aroma Jawa-nya dipadukan dengan masakan Mama dan Nenek khas Bengkulu Selatan yang identik dengan santan dan pedas gurihnya, terus juga ada jaringan wifi yang ngebuat hp sulit lepas dari tangan, bahkan kalo lagi nge-Charge juga sulit buat nungguin hp buat full (70-80 % biasanya udah dicabut wkwk), dan juga “Ritual” yang sering banget untuk ditinggalin kalo udah di rumah pas liburan. Nah ngomongin soal “Ritual” ku sebagai pemuda yang dikenal dengan kemalasannya (Saking malasnya, buat malas-malasan aja aku udah males ngelakuinnya wkwk), mending ku jelasin dulu apa itu yang dimaksud dengan “Ritual” itu sendiri. Maksudnya “Ritual” itu adalah kegiatan yang bisa dibilang ga berfaedah (bisa dibilang ada manfaatnya juga) selama ku dirumah. Paling enak lah kalo ngelakuin ini selama lagi di rumah kalo menurutku. Apa-apa aja yang masuk “Ritual” ku selama liburan ini? Mending langsung liat aja dibawah oke *Scroll Down*

1.Mandi yang “bermanfaat”

Maksudnya bermanfaat itu ya mandi kalo diperluin aja, kalo bisa sekali mandi yang notabene nya hanya memerlukan waktu 5-10 menit itu bisa memenuhi kebutuhan mandi selama 1-2 hari wkwk. Itu juga mandinya bukan pas siang atau sore, tapi pada malam hari loh (Pagi adalah waktu yang mustahil buat ku mandi). Mandi 3x sehari hanya buat manusia ras terlemah doang mah. Jangan juga berpikiran kalo mandinya mandi koboy ya (Mandi 1-2 gayung doang), aku mah mandinya bersih kok, kalo ga percaya ayo liat aja langsung :p.

2. Panen Seris dan Jambu Bol

Balik ke rumah ternyata membuatku sangat suka mengonsumsi buah. Mama sering beli buah kalo di rumah, mulai dari jeruk, pepaya, sawo, dll. Selain itu dibelakang rumah juga ada pohon seris (Kersen kalo bahasa Indonesianya) dan di depan rumah juga sedang musimnya Jambu Bol berbuah. Ya daripada ga ada kerjaan mending manen Seris ama Jambu Bol kan. 

Kalo Seris  tiap pagi udah ada yang mateng buahnya. Indikator matengnya buah Seris menurutku mah kalo  warnanya udah hijau-kekuningan dan udah lembut, itu udah siap untuk disikat, Kalo ada yang udah merah mah alhamdulillah banget, soalnya jarang buah Seris merah yang masih ada di pohon, kalo udah merah dikit palingan udah disamber Kampret malamnya. 

mantep kan Serisnya?

Jambu Bol matengnya kalo udah lembut terus buahnya udah merah gelap warnanya. Kalo udah mateng, beuh rasa manis-sepat ditambah airnya yang tumpeh-tumpeh buat diri lo bakal seger (apalagi kalo makannya siang hari *slurp*). Tapi kalo mau manen Jambu ini harus hati-hati, karena kalo kesenggol sama buah lain yang belum mateng bakal ngejatuhin buahnya yang belum mateng tadi. Kalo masalah dimakan kampret mah juga ini paling ngeselin bener dah. Sayang kan udah nungguin buahnya dari kemaren eh malamnya dimakan kampret.

Kalo jambu bol-nya gimana?? seger ga?


3. Music Time

Paling ga bisa kalo sehari ga dengerin musik. Dengerin semua jenis genre sih, yang penting asyik dan buat semangat aja, mulai dari lagunya AKB48 dan JKT48 yang musiknya buat semangat (Oii Oii Oiiii!!), Japanese Rock-nya One Ok Rock dan L’Arc en Ciel, terus musik Pop Punk-nya Blink 182 dan Green Day, Grunge-nya Nirvana dan Foo Fighters, Metalcore-nya BMTH, hingga Deathcore-nya Suicide Silence yang tiap hari ngisi kekosongan di rumah. Kalo diluar juga ga bisa lepas dari headset, kemaren pas mau balik aja rela bela-belain beli headset kw yang harganya 20K (Headset Samsung bawaan HP kemaren aja sampe rusak saking seringnya make headset hehe). Kalo udah jenuh baru aku main gitar. Bisa mah kalo chord-chord dasar dari A minor sampe G mayor. Enaknya main gitar itu kita bisa meluapkan perasaan kita pada saat itu juga, kayak lagi galau, aku mainin lagu Wherever You  Are-nya OOR, atau kalo lagi pengen ngembaliin semangat, mainin lagu Shonichi-nya JKT48, dll. Motivasinya dulu pengen jago main gitar biar keliatannya keren dimata cewek. Sekarang udah bisa sih main gitar, tapi mentok di chord-chord itu aja. Padahal dulunya (Sekarang juga deng) pengen jago main gitar, tapi kayaknya udah bisa main gitar aja udah bersyukur banget ini hehe.

4. NgeBola

Pokoknya yang berhubungan dengan bola juga hampir ga bisa lepas juga. Dari TK udah suka ama yang namanya Sepakbola. Masih ingat jersey pertama yang ku punya, yang bertuliskan nama Trezeguet-nya Juve di punggung belakang. Dulu dukungnya Juve kalo untuk klub, tapi sekarang udah ganti dukung Arsenal. Ga tau juga kenapa hijrah dari Juve ke Arsenal kemaren. 

Trezegoal, sang idola masa kecil

Pemain Arsenal yang ku suka pertama kali ya Samir Nasri (Karena Nasri udah membelot ke City, otomatis jadi ga suka lagi). Kalo untuk negara udah pasti negaranya Trezeguet kemaren sebelum doi pensiun, yaitu Perancis. Pokoknya tiap kejuaraan selalu dukung Perancis. Masih ingat kemaren pernah nangis seharian gara-gara Perancis gagal Juara Piala Dunia 2006 setelah disingkirin Italia lewat adu pinalti (Nyeseknya pas bagian Trezeguet gagal penalti dan Zidane kena kartu merah gara-gara kampretnya Materazzi, emang goblog dah Materazzi). Kalo selam  di rumah paling sering liatin berita-berita soal Sepakbola, terutama Arsenal. Tiap menit mantengin linimasa Twitter, nungguin siapa aja inceran Arsenal (Yang lagi hotnya sih Lemar dan Mbappe-nya Monaco sama Mahrez-nya Leicester). Kalo lagi ga liatin Twitter palingan mah main PES, nerusin Master League yang udah nyampe musim 2022/2023, itung-itung ngelatih skill juga sih hehe. Dan juga Streaming nonton laga Pra-Musim Arsenal, berhubung ga ditayangin di tv lokal (Kemaren sih dengar-dengar kabarnya Kompas TV mau nyiarin, tapi nyatanya malah nyiarin siaran tundanya doang *Pfttt*).

5. Tidur Siang

Tidur siang merupakan “menu santapan” yang paling lezat menurutku. Sebenarnya opsional doang sih. Kalo ibarat makanan, itu seperti Sate Kambing + Tongseng Kambing, beuhh lezatnya bukan main. Tapi setelahnya itu yang bikin ga enak. Baik tidur siang ama Makan Sate Kambing sama-sama bikin pusing, sakit kepala, pundak, lutut, dan kaki (Lha kok jadi kayak lagu yah wkwk). Itu sebenarnya sehat loh. Asal sesuai porsinya, semuanya pasti terasa enak dan nyaman. Pepatah juga mengatakan lho kalo sesuatu yang berlebihan, bahkan hal-hal baik sekalipun (kecuali yang berhubungan dengan amal baik), itu tidaklah baik untuk kita. Gimana? keren kan? Ehehe

6. Olahraga Sore

Aku orangnya suka olahraga, apalagi kalo main Futsal atau Bola Kaki, udah dari SD mah mainnya (Efek suka bola tadi). Padahal skill bola ku ga ada apa-apanya sih, cuman sekedar hobi doang dan itu menyenangkan. Ga salah kan? hehe. Berhubung teman-teman udah banyak yang balik ke perantauan, jadi ga bisa deh buat main futsal bareng. Sedangkan ini perut udah mulai membuncit akibat kebanyakan makan di rumah (Abisnya enak-enak sih masakannya Mbak Narti sama Mama, bikin nagih hehe). Otomatis harus nurunin lagi berat badan agar kembali ideal. Bagaimana caranya? Jogging? Males ah kalo Jogging ga ada yang nemenin, kalo boss mau nemenin mah aku lebih semangat lagi kan Joggingnya. Nge-Gym? Males ngeluarin duit sih, ditambah lagi ada isu kalo anak-anak Gym itu pada maho-maho wkwk. Hmm olahraga apa ya yang bikin irit, bisa bakar kalori banyak, dan jug bisa dilakuin di halaman rumah?? 

Ya, aku lebih memilih main skipping aja. Tiap sore sekitaran jam 4 sampai jam 6 udah lumayan banget kok bakar kalorinya, 1 jamnya aja main skipping bisa bakar kurang lebih 900-an kkal. Apalagi kalo 2 jam kan? Hehe. Soal budget? Tenang kok, keluar duit cuma buat beli skippingnya aja kok, sama sediain air mineral (gratis kalo di rumah) ama aplikasi Samsung Health (Buat nentuin berapa kalori yang terbakar). Gimana?? Irit bukan hehe. Selain Skipping, di rumah bisa juga buat main basket. Berhubung halaman udah disemen sama dibikinin tiang basket dan juga udah ada bolanya, yaudah tinggal main aja deh. Sekalian ngelatih skill basket juga biar bisa ikut main ama teman-teman yang lain.
Terpampang sebuah tiang basket di halaman rumah


7. Main HP

Kalo ini mah tiap hari pasti dimainin, jangan harap yang namanya Danu bisa lepas dari barang yang satu ini. “Ngapain aja sih sama HP??”, ya main lah, banyak aplikasi yang seru kayak sosmed, game, dan aplikasi lainnya. Saking gabutnya kalo sedang main HP itu, aku bisa ngebuka aplikasi yang sama kayak sebelum ku close tadi. Gimana?? Goblog kan? Bukan Danu namanya kalo ga goblog dodol wkwk. Selain itu juga sering buka Youtube, ngeliatin hal-hal yang lucu kayak prank dan Stand Up Comedy, Video Klip single musisi-musisi favorit, cuplikan bola, bahkan yang paling gabutnya pernah ngikik sendiri pas ngeliat video Kucing berantem yang diedit kayak lagi nge-cover lagunya Mantan Terindah-nya Raisa. Siapapun yang ngebuat itu Top-Notch lah, karena udah bisa buat ngakak wkwk.

8. Ngisengin adek

Dan ini “ritual” yang terakhir, yup, ngisengin adek. Buat ku sebagai anak paling tua, enak aja ngusilin adek kalo lagi gabut wkwk. Mulai dari nyanyiin lagu “kebangsaan” buatan sendiri yang sengaja dibuat buat ngusilin mereka, terus ngangguin mereka tidur, paling-paling kena hantaman “tumit runcing” hahaha, terus juga ngisengin “adek cewek” gua yang paling kecil. “Perasaan lo ga punya adek cewek deh bang” Ada kok. Coba tebak siapa?? “adek cewek” yang dimaksud adalah Quinn. 

Quinn lagi nyoba untuk Scream lagu Suicide Silence

“Siapa Quinn, bang?” Quinn itu adalah seekor kucing lucu yang kami  punya(merupakan kucing domestic (Kucing kampung) berbulu coklat-putih). Pertama yang nemuin Quinn ini adalah adekku yang nomor 2, namanya Dandy, di jalanan kalo ga salah. Pas pertama nemuin, si Quinn masih kecil banget, lalu dibawa lah si Quinn tadi ke rumah. Padahal orangtua selama ini ga suka ama kucing, lalu ga tau kenapa mereka ngebolehin buat ngerawat Quinn ini tadi di dalam rumah sampe segede sekarang, emang lucu kok si Quinn ini hehe (Walau sering juga pup di kasur sih wkwk)

Itu dia “Ritual” ku selama berada di rumah. Ga tau sih kalo keliatannya membosankan, tapi itulah yang ngebuatku jadi betah di rumah. Sampe-sampe saking bosannya mama ngeliat aku di rumah terus, mama bilang gini : “Cubau sekali-kali berayak dengan budak gadis kuday. Adau megham sajau di biliak ni”. Bingung artinya? Intinya tadi mungkin mama udah ngode buat nyuruh bawa cewek ke rumah :p hehe. Yah mau gimana lagi, ma. Ini “si Boss” juga masih gitu-gitu aja, ga ngasih kepastian. Ntar mah kalo “si Boss” udah mau sama aku pasti ku kenalin ke rumah deh hehe. Yaudah aku mau lanjut olahraga dulu.  Doain semoga “si Boss” terketuk hatinya, eh maksudku semoga berat badanku turun yaa.. :p

Senin, 10 Juli 2017

Mungkin Belum Waktunya (Bagian 2)


Pagi ini ku merasa kosong, seperti biasa, bangun baru jam 7-an lengkap dengan rambut yang acak-acakan serta aksesoris berupa upil, iler di sekitaran pipi, dan tahi mata hehe. Aku bingung karena ga tau harus ngapain hari ini. Mau tidur terus udah bosan, saking bosennya tidur badan udah terasa capek dan pegal (Padahal kan fungsi tidur biar menghilangkan pegal dan capek), mau makan juga ga ada lauk yang menggugah selera (udah dicobain semuanya), dan teman-teman juga udah pada balik ke tempat perantauan mereka masing-masing, ada yang masing UAS lah, ada yang PKL lah, dan alasan-alasan lainnya. Jangan tanya kenapa aku belum balik. Mau balik kemana, tong? Lah ini aja belum dapet tempat buat kuliah. “Kemaren gimana hasil tesnya, bang?” Hasilnya udah ketebak kok, gagal total. Kemaren bukannya belajar serius, ini malah buang-buang waktu doang. Ngosong di tiap celah waktu yang seharusnya diisi buat belajar dan juga ngeremehin ujian. Hanya bisa berharap pada jam 2 nanti gimana hasil UTM IPB. Doakan yang terbaik oke!! Ntar aku kabarin lagi gimana hasilnya dan dimana aku kuliah nanti di postingan yang akan datang hehe.

“Eh gimana kabar Si Manis, bang??” Nah ini yang mau ku bahas lagi hehe. Btw, Si Manis udah naik pangkat menjadi “Boss” loh, tapi cuma aku doang yang manggilnya gitu, dia nya ngga belum kok (Itu juga lewat chat doang).

Entah hari ini (dan juga beberapa hari kebelakang) aku merasa dia udah mulai dingin. Aku coba untuk menyapanya di tiap penjuru waktu, baik itu pagi, siang, dan malam. Jangankan dibaca, ini cuma ada tanda terkirim doang di chat. Padahal di Instagram, dia aktif kok, bertebaran like dari dia di tiap-tiap postingan orang. Entah kenapa dia seperti itu menanggapiku. Aku ga berani berasumsi untuk menanggapi hal ini, hanya bisa berpikir positif, mungkin dia lagi ga mau diganggu dulu.
Berhubung aku dan “Boss” lagi pulang ke Manna, Banyak hal yang ingin kulakukan bersamanya. Niatanku sih ingin nraktir dia makan Sate (Berhubung tanggal 8 kemaren adalah hari ulang tahunku) dan jalan-jalan ke pantai kayak liburan kemaren. Eh gini aja, mending aku ceritain dari awal pas hari pertama aku nyampe ke Manna aja.

Saat masih di Jogja kemaren, udah punya niatan sih buat ngabuburit ama buka puasa berdua bersama “Boss”. Udah ku bilangin di chat dan katanya sih Insya Allah. Aku pun optimis bisa buka puasa bersama dia nantinya, walapun puasa di sana cuma 7 hari lagi sih. Pas pertama kali puasa di kampung halaman, aku harus buka puasa bersama keluargaku dulu dong, masa baru nyampe udah bukber di luar, ga etis tau ehehe. Baru pas puasa berikutnya aku rencanain kapan bisa buka puasa bareng dia. Setelah diseleksi hari-hari yang kira-kira ga bentrok dengan kegiatan yang lain, akhirnya dari 7 hari tersisa, hanya 2 hari yang tersedia, ini belum juga dicocokin sama kegiatan dia. Yaudah aku coba ajakin dia, urusan belakangan mah kalo masalah bentroknya hehe. Kesempatan pertama ku buka dengan sedikit basa-basi a la anak-anak yang lagi PDKT, tapi jawabannya sudah berlawanan dengan apa yang kupikirkan, dia udah ada jadwal bukber sama teman-temannya, bukan hanya hari itu, keesokan harinya dia udah ga bisa juga. Otomatis pupus sudah untuk bisa buka puasa bareng dia di tahun ini :( . Yaudah deh coba lagi ntar setelah Lebaran.

Pas H+3 Idul Fitri, ada niatanku untuk coba beranikan diri untuk main ke rumahnya. Tapi sebelumnya aku harus kabarin dulu orangnya, ntar pas main kesitu malah sepi rumahnya alias lagi ga ada di rumah hehe. Sehari sebelumnya, pas aku kabarin mau main ke rumahnya, eh dianya malah ga bisa. Katanya dia mau jalan-jalan ke Pagar Alam dan juga besoknya ke Pantai Laguna. Yaudah batal lagi deh mau ketemuannya.

Pas udah lewat seminggu setelah Idul Fitri, ku pikir dia udah ga kemana-mana lagi nih, otomatis kan bisa main ke rumahnya atau mau ngajak dia jalan-jalan sekitaran Manna, dan disisi lain aku juga berpikiran kalo dia ada plan lainnya. Coba tebak sisi mana yang tepat? Yep betul, sisi kedua yang ku omongin tadi. Dia mau berangkat katanya, belum tau mau kemana. Ku kira dia udah mau masuk ke kampus lagi. Pas ku tanyakan lagi, ternyata dia mau pergi ke Bengkulu Utara, main ke tempat saudaranya, sekitaran 4 harian kalo ga salah. Dan kembali lagi harus ku urungkan niatanku untuk bisa ketemuan.

Dan puncak keresahan serta kebingungan ku mulai terasa pada bagian ini, ketika dia udah balik ke Manna lagi, dia mulai dingin menanggapi chat dariku. Dan di hari ulang tahun ku kemaren, rencananya aku mau menanyakan kembali masalah hubungannya dengan pacarnya (Kemaren belum lama setelah post terakhirku, dia kasih kabar kalo dia udah pacaran sama teman sekampusnya), dan dengar-dengar dari temannya kalo dia udah putus sama pacarnya yg barusan aku ceritain, niatanku selanjutnya sih kalo bisa ya jadian di tanggal ultahku hehe. Tapi ternyata harapan itu masih belum bisa terjadi, dia ga ingat dengan tanggal ulang tahunku. Padahal aku pengennya diselamatin sama dia, gausah pas jam 12 malam teng deh, sampai hampir jam 12 malam besoknya aja masih kutungguin kok. Rasanya bahagia kali ya kalo diucapin selamat ultah dengan orang yang kamu sayang, tapi apa boleh buat dianya yang lupa. Hari sebelumnya dia juga ga bales chat dariku. Jangankan balas, dibaca pun saja tidak. Tapi aku tetap berpikir positif, mungkin Line dia lagi error kali (Atau lagi uninstall Line dari HPnya). Lalu selang satu hari setelah ultahku, ku coba lagi untuk mengajaknya makan Sate. Ku kira dia bakal ga nanggapi lagi kayak kemaren, dan ternyata dia balas juga akhirnya hehe. Tak lama kemudian masuklah chat kedua dari dia. Sudah bisa menebak kan apa yang terjadi? Yup betul, kembali berujung dengan penolakan kurang lebih (barusan dia abis makan Bakso) dan selanjutnya ga ada kabar lagi sampai sekarang.

Aku bingung kenapa dia bisa kayak gini dan ga tau harus ngapain. Aku ga bisa dikasih kode-kodean, takutnya nanti timbul prasangka-prasangka buruk dan menjadi bias. Biasanya sih kalo cewek udah ngecuekin kayak ga nge-read chat, itu tandanya dia ngasih kode buat mundur aja. Karena boss ini orangnya udah cuek dari situnya, aku jadinya bingung kan. Ini emang lagi sibuk, lagi males ngeladenin orang, atau gimana sih? Mending ngomong secara langsung aja kan, kalo emang ga suka yaudah bilang ga suka aja, kalo emang suka yaudah kita jadian aja (kepengennya sih jadian hehe), biar aku bisa jagain kamu kan. Aku ga mau lagi kan liat kamu disakitin terus, boss..

Yaudah semoga dia baca tulisanku ini. Setelah baca ini, semoga hatinya bisa mencair dan segera baca chat dariku ini. Ingat boss, ngertiin kode pemrograman aja udah bikin kepala jadi mumet, apalagi kalo ngertiin kode dari kamu, bisa-bisa hati juga ikut mumet :p.


Sabtu, 18 Februari 2017

Mungkin Belum Waktunya

 Malam ini kenapa terasa lebih lama ya. Mungkin karena aku habis telponan lewat Line sama perempuan yang akhir-akhir ini membuatku mulai belajar mensyukuri dan mengagumi akan keindahan makhluk ciptaan tuhan. Dan malam ini juga, aku mendapatkan jawaban yang sama. “Kalo untuk saat ini, aku masih belum kepikiran untuk mau pacaran lagi. Maaf ya, mungkin momen dan keadaannya belum memungkinkan untuk sekarang”, begitu yang bisa kutangkap dari pembicaraan dengannya malam ini. Padahal aku berharap ada progress dari apa yang telah ku usahakan sejak libur kemarin. Hmm mungkin aku harus cerita dari awal ya mengapa bisa begitu kejadiannya hehe.

Begini nih kejadiannya, kemaren pas lebaran tahun lalu (kalo ga salah) aku mulai kenalan sama perempuan ini (Eh gaenak kalo aku nyebutnya “perempuan ini”, hmm gini deh aku pake nama samaran “Si Manis” aja) lewat bbm. Kenapa aku coba untuk kenalan sama dia? Mungkin aku penasaran gimana sih orangnya, lalu dia kalo kulihat kok cantik dan manis juga ya, apalagi pas dia memutuskan untuk berhijab (Setauku sih pas SMA kemarin dia belum pake jilbab), lebih kelihatan aja cantiknya hehe. Lalu kami pun terus chattingan untuk lebih kenal satu sama lain. Pas udah beberapa hari chattingan sama dia, aku juga penasaran sama dia, “apa dia udah punya pacar ya??” tanyaku dalam hati. Tapi aku juga malu mau menanyakan itu dengan dia secara langsung, dan kebetulan sahabat dekat dia dari SMP juga temanku pas SMA kemarin, yaudah aku tanyain aja lewat sahabatnya dia (baca : Si Gembul). Eh ternyata dia udah punya pacar juga dan lebih nyeseknya lagi mereka baru jadian ga lama setelah aku mulai kenalan sama dia. Sejak saat itu aku pun mulai mundur dan ga ngabarin dia lagi, kayak temen yang ngilang pas ditagih utang. Kenapa? Karena aku punya prinsip, kalo dia udah punya pacar, ya aku gaboleh gangguin hubungan mereka (Tapi sisi lain diriku (baca : egoku)  juga berdoa agar dia ga lama-lama jadian sama pacarnya hehe). Dan ga lama setelah mundur dari “Si Manis”, tiba-tiba aku pun jadian sama temanku, “Si Sipit”. *ntar di tulisan berikutnya aku ceritain hehe. 

Lalu pas libur semesteran kemarin, saat belum lama aku putus sama Si Sipit, entah kenapa aku mulai kembali chattingin Si Manis, mungkin aku lagi kangen aja sama dia, gimana kabarnya, apa baik-baik saja hubungan mereka. Akhirnya kami pun kembali chattan, agar lebih kenal aja sih sebagai teman. Lalu beberapa hari kemudian aku liat Stories Instagram dia, isinya kok kenapa dia sedih dan galau gitu ya. Dengan inisiatifnya aku pun menggodai dia, “Butuh bahu ga?? #penyewaanbahu :D”, kurang lebih begitu kubalas storiesnya dia. Dan dia pun ngebalas, “Butuh bangeeet :(“. Kirain aku akan dapat balasan yang main-main, eh ternyata ga, dia lagi sedih dan galau hehe. Yaudah aku tanyain lagi, “Galau kenapa? Coba ceritain sama aku hehe”. Lalu dia pun ceritain semuanya soal pacarnya yang belakangan udah mulai cuek sama dia. Aku berusaha meyakinkan dia untuk berfikir positif tentang pacarnya, mungin pacarnya lagi sibuk dengan kegiatan di dalam maupun di luar kampus. Tapi semuanya aku balikin lagi sama mereka, aku ga mau terlalu ikut campur soal masalah mereka. Toh mereka juga yang ngalamin dan aku pun bukan siapa-siapa, ga lebih dari sebatas “teman yang baru kenal” hehe. 

Dan beberapa hari kemudian, aku coba untuk ngajak dia ketemuan. Mungkin dengan ketemu secara langsung kita bisa lebih akrab dan mengenal satu sama lain. tapi dilain sisi, aku juga merasa gugup dan malu untuk ketemuan sama dia, karena aku orangnya langsung minder kalo udah ketemu sama cewek, hanya ketemuan berdua doang. Dan kami pun janjian di Pantai Pasar Bawah pada siang hari (Bukan waktu yang cocok untuk ketemuan hehe). Ternyata aku yang sampai duluan dan coba nungguin dia di dekat pantai. Udah 1 jam berlalu dan dia belum juga datang, aku sempat kepikiran kalo dia ga akan datang, ga tau alasannya kenapa. Tapi aku berusaha untuk tetap nungguin dia dan berfikir positif, mungkin dia lagi ada yang dikerjain sebentar. Dan tidak lama setelah itu, dia pun datang. Aku pun berusaha untuk jaim di depan dia dan rasanya bingung mau ngapain setelah dia datang. Yaudah aku coba untuk membuka pembicaraan dengan basa-basi sedikit hehe. Eh ternyata ngobrol sama dia asyik juga ya, aku juga merasa lepas aja kalo lagi ngobrol sama dia, kami pun ngobrol masalah kesibukan masing-masing, soal kuliah, dan juga hal-hal ga penting lainnya, yang penting ngobrol kan hehe. Lalu pas lagi seru-serunya eh udah jam 3 aja, kebetulan sebelum pergi tadi dia ngomong kalo dia cuma bisa ketemuan sampai jam 3 aja. Yah terpaksa berhenti sampai disini dulu obrolan kami, gapapa lah yang penting udah ngobrol dan ketemuan toh. Lalu pas sampai di rumah, aku pun berterima kasih sama dia kalo udah mau nerima permintaan aku untuk ketemuan lewat chattan. 

Lusanya, kami pun ketemuan lagi di tempat yang sama, tapi bedanya waktu ketemuannya udah agak sore, waktu yang cocok untuk ngobrol dengan santai, apalagi ngobrolnya sama dia hehe. Seperti biasa, aku yang duluan datang ke Pantai, dan ga lama setelah itu dia pun datang juga, kirain bakal telat lagi, eh ternyata ga loh ehehe. Saat itu kami pun ngobrol dengan asyiknya, dengan ditemani oleh ombak pesisir selatan yang cukup kuat. Dan tiba-tiba ditengan obrolan kami, dia kembali nyeritain soal pacarnya yang katanya udah ngelempar sinyal untuk mutusin hubungan mereka, tapi pacarnya ga bisa nyatainnya gimana. Hmm aku pun merasa bingung mau jawab gimana. Di satu sisi, aku pun menyayangkan hubungan yang telah mereka jalin selama kurang lebih 7 bulan harus berakhir karena salah paham (menurutku itu salah paham sih, mereka saling cuek sih orangnya, padahal masalahnya soal jarang ngehubungin doang dan mereka pun ldr-an), dan di sisi lainnya (baca : egoku) juga merasa senang dengan kabar ini, akhirnya aku pun punya kesempatan juga buat ngedeketin dia uehuehue *devil face*. Dan aku pun nyaranin ke dia buat ngeyakinin pacarnya, apakah ini memang jalan terbaik atau perlu dipikirkan lagi agar ga menyesal nantinya. Tapi itu kan cuma sebatas saran dari aku aja kok, selebihnya mereka yang tau, kan mereka yang ngerasainnya hehe. Dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 6 sore, saatnya untuk pulang. Terima kasih lagi ya, Si Manis, udah mau nemenin aku lagi. 

Hari berikutnya, aku pun coba untuk menelpon dia, bukan lewat telpon biasa, tapi lewat fitur free call-nya Line (ga sama sekali dibayar Line kok, emang lagi bokek pulsa aja dan kebetulan di rumah juga masang wifi hehe), dan kami pun melanjutkan obrolan yang belum sempat dibicarakan kemarin. Lalu ditengah pembicaraan, aku pun juga kepikiran soal kabar hubungan mereka dan coba kutanyakan sama dia. Dan dia cerita kalo mereka udah putus dari kemarin, ternyata pas malamnya setelah kami ketemuan kemarin, mereka lagi telponan dan ga tau sih apa yang mereka obrolkan, tapi yang bisa dia simpulkan yaitu mereka udah putus, gitu aja. Hmm aku pun juga merasa bingung mau nanggapinnya kayak gimana, yang jelas aku coba untuk menghibur dia malam itu. Seusai kami telponan, aku juga bertanya dengan diriku sendiri, apa karena aku ya mereka kayak gini. Aku pun juga merasa ga enak sama mereka, dan langsung juga kutanyakan pada dia di keesokan harinya. Lalu dia menjawab, “ga kok, bukan salah kamu dan, emang karena dianya yang cuek dan udah ngerasa bosan sama hubungan ini”. Yaudah kalo gitu, perasaan ku juga kembali enak.

Sejak saat mereka udah putus, disitulah aku berjanji akan memanfaatkan kesempatan emas ini. Kurasa ini saatnya aku kembali mendekati Si Manis, mulai dari menanyakan kabarnya tiap hari, chattingan tiap hari, dan juga sering kali telponan jika dia lagi tidak sibuk, karena mereka udah masuk kuliah, lebih cepat dari kampus-kampus yang lain, takutnya mengganggu akademisnya. Lalu respon yang diberikan olehnya juga positif, walaupun dia orangnya agak cuek dan apa adanya. Lantas aku pun merasa kepedean untuk segera menyatakan perasaanku kepadanya. Karena aku takut keduluan lagi sama yang lain dan hilang lagi kesempatanku untuk jadi “pendampingnya”. Aku pun memutuskan untuk menyatakan perasaanku kepadanya di suatu malam, saat kurasa momennya pas untuk mengutarakannya.

Dan tiba lah momen yang kutunggu itu, di suatu malam, saat kuajak dia untuk telponan pada hari jumat (atau sabtu ya? Pokoknya pas besoknya dia libur deh) dan dia mau menerima ajakan untuk telponan denganku. Kami pun telponan kembali, dengan diawali dengan basa-basi sedikit. Akhirnya saat ditengah-tengan pembicaraan, aku pun langsung mengubah topik pembicaraan soal keinginan untuk kembali pacaran dan tak lama aku pun mengutarakan perasaanku kepada dia. “Sebenarnya aku.... Sayang dengan kamu... Kamu mau jadi pacar aku?”, kurang lebih seperti itu yang kuucapkan kepada dia, sesuai template kebanyakan orang yang nyatain perasaannya kepada perempuan yang mereka sukai. Lalu keadaan pun hening sekejap, cukup lama, sampai dia kembali menanyakan apa maksudnya. Kujelaskan bahwa aku sayang dengan dia dan menanyakan kembali kepadanya apakah dia mau menjadi pacarku. Lalu dia pun tidak bisa berkata-kata, keadaan pun kembali hening, sampai kembali kutanyakan bagaimana tanggapan/responnya terhadap yang telah kuucapkan tadi. Agak lama dia menjawabnya dan dia belum bisa memberikan jawaban pastinya. Aku pun tidak bisa memaksa dia untuk memberikan jawaban pada saat itu juga, tetapi dilain sisi (baca : egoku) aku ingin dia segera memberikan jawaban. Lalu kutanyakan kepada dia, kapan dia bisa memberi jawabannya itu. Dia pun mencoba untuk memikirkannya selama 3 hari. Aku pun tak sabar sebenarnya untuk menunggu jawaban apa yang akan diberikan darinya, aku berharap sih dia mau menerimaku, tapi aku juga ga bisa memaksakan jika dia emang ga mau sama aku. Yaudah aku pun setuju dengan tawarannya. 

Selama 3 hari itu, aku pun merasa bingung, jawaban apa yang akan dia berikan nantinya. Aku juga memikirkan kemungkinan terburuknya, yaitu kalo seandainya dia menolakku. jika nantinya dia menolakku, itu artinya aku belum bisa membuatnya nyaman denganku, dan itu artinya antara usahaku masih kurang atau memang dia ga menemukan kecocokan dengan diriku. Semoga itu hanya prasangka ku saja ya. Akhirnya tiba juga hari itu, semoga dia udah mendapatkan jawabannya. Malamnya langsung aja kutelpon lagi, udah penasaran soalnya sama jawabannya. Dan saat kutanyakan jawabannya, ternyata dia masih bingung mau jawab apa. Aku pun jadi tambah penasaran dibuatnya dan kutanyakan kepadanya kenapa bisa begitu. Lalu dia jelasin kenapa dia masih bingung. 

Kata dia, ada 4 hambatan sih kalo dia lihat dariku. Terus kutanya apa sajakah hambatan itu. Dan dia pun mulai melanjutkan lagi apa saja yang jadi hambatannya. Pertama sih katanya karena dia baru aja putus, otomatis dia perlu Move On dulu dari pacarnya kemarin. “Bukannya kalo kita jadian otomatis kamu bisa move on dari pacarmu dulu”, aku memotong penjelasannya. Menurut dia, dengan buru-buru jadian sama aku, hanya membuat diriku sebagai pelarian untuk dirinya dan dia tidak mau seperti itu. Dia juga takut kalau buru-buru jadian denganku, dia masih juga ingat sama pacarnya yang kemarin karena belum 100 persen Move On. Dan dia juga jelasin kalo dia utuh waktu buat move on kurang lebih 1 tahun. Kedua karena aku sama dia masih tergolong saudaraan juga, ga tau saudara dekat atau saudara jauh, karena orangtua kami berasal dari kampung yang sama. Hmm ini jadi masalah berat juga sih, tapi setelah kuceritakan sama nenek dan bibiku yang ada di kampung, ternyata masih boleh kok kalau mau dekat atau mau diseriusin hubungannya (baca : nikah), tapi harus benar-benar serius loh, kalo cuma main-main takutnya bisa jadi omongan antar keluarga. Hambatan ketiga karena aku juga mantan pacar dari temannya. Dia takut jadi bahan omongan orang-orang yang lain jika aku memang jadian sama dirinya. Menurutku untuk masalah ini sering kok terjadi sama orang lain, tergantung kita menyikapinya bagaimana, kalo aku sih cuek aja sama apa yang orang-orang katakan. Lain aku lain juga sih sama dia, mungkin dia merasa ga enak aja digituin sama orang-orang. Mungkin butuh waktu buat dia nerima ini, pikirku. Hambatan keempat, yang terakhir karena dia ga mau lagi LDR-an. Bisa dibilang dia udah trauma sama yang namanya LDR. Soalnya sebelumnya juga dia LDR-an sama mantan pacarnya. Menurutnya sih LDR itu sering buat salah paham dan cuma bisa ketemuan pas liburan doang, itupun kalo liburnya barengan juga. Lain dia lain juga menurutku. Selama kita saling percaya aja masing-masing, itu bisa buat hubungan kita baik-baik saja. Dan juga sekarang kan jamannya Gadget, nah dengan Video Call bisa ngobatin kangen juga sebenarnya. Gitu deh kira-kira hambatan yang dijelasin olehnya, dan udah kuberi penjelasan juga mengenai solusi hambatan itu. Tapi dia masih belum bergeming untuk mengubah keputusannya.

Kenapa sih aku pengen dia cepat-cepat jadi pacarku? Selain karena aku takut dia “diambil” dengan orang lain, aku juga ingin seseorang yang bisa mensupportku ketika aku berjuang untuk kembali ikut SBMPTN tahun ini *baca postingan sebelumnya mengenai kenapa aku ikutan SBMPTN lagi . Kurasa keluarga saja belum cukup untuk mensupport ku, aku kayaknya butuh seseorang, seperti pacar, yang bisa mendukungku dari bawah, juga saat aku lagi terpuruk seperti saat ini. Dan dia juga telah mengetahui hal itu (setelah kuceritakan sebelumnya) dan dia menjawab dengan nada cueknya “Mending kejar dulu impianmu (baca : lulus SBMPTN) daripada ngotot buat ngejar-ngejar aku. Mending kehilangan aku kan daripada ga dapat tempat kuliah”. Benar juga sih sebenarnya, tapi kalo emang bisa dapat dua-duanya, kenapa ga kan? Dan sampai juga pada saat malam ini, ketika kutanyakan kembali apakah dia udah berubah pikiran, apakah dia udah mikirin solusi dariku mengenai hambatan tadi dan ngelupain semua hambatannya. Tapi jawabannya masih juga sama kayak kemarin. Aku pun kembali bingung. Aku harus bagaimana sekarang? Apakah harus kembali mencoba dekatin dia lebih sering lagi? Atau aku harus mundur dulu untuk sekarang? Dia juga memberikan pilihan untuk boleh dekat dengan perempuan yang lain selain dia, dia pun coba janji untuk ga marah sampai dia benar-benar siap untuk jadi pacarku. Aku juga ga tau apakah ini sebuah “kode” dari dia untuk segera mundur dan cari yang lain aja, atau maksudnya benar-benar begitu, sampai dia benar-benar siap. Yang pasti sekarang sampai tulisan terakhir yang kuketik malam ini, aku mencoba untuk fokus dengan SBMPTN ku dan mundur sampai waktu yang belum ditentukan. Dan juga saat libur nanti, aku akan coba menanyakan kembali jawaban itu kepadanya secara langsung. Mungkin sekarang belum waktunya untuk “bersatu” dan semoga kesempatan itu tetap ada untukku, setidaknya paling tidak sampai setahun dari sekarang. Sekali lagi makasih ya Si Manis, udah bisa buat aku bingung dan galau hehe...


P.S. : Tenang kok, fotomu masih tersimpan baik di galeri handphone ku :)